Pendahuluan
Sikap yang kritis dan selalu ingin tahu adalah sifat yang
harus dimiliki oleh mahasiswa. SES-C sebagai wadah civitas FEM untuk
mempelajari ekonomi syariah menginginkan pengurus SES-C khususnya dan mahasiswa
FEM umumnya untuk selalu mengetahui isu dan berita terkait ekonomi yang sedang
hangat dibicarakan. Belakangan ini setelah beredarnya kabar bahwa Indonesia
akan melakukan redenominasi rupiah, berbagai kalangan di masyarakat mulai bertanya-tanya
seputar redenominasi itu sendiri, khususnya civitas akademika FEM. Atas dasar
inilah SES-C mengadakan Kajian Ekonomi Syariah (KAISAR) untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan mahasiswa FEM mengenai isu-isu terkini. Selain itu untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pengurus SES-C dan mahasiswa FEM.
Tujuan Kegiatan
1.
Mengetahui
definisi dan tujuan redenominasi
- Mempelajari urgensi redenominasi menurut syariah
- Gambaran umum redenominasi di Indonesia
- Dampak positif dan negatif redenominasi apabila diberlakukan di Indonesia
- Redenominasi di negara lain dan dampaknya bagi negara tersebut
- Indikator keberhasilan redenominasi menurut syariah
- Meningkatkan kepekaan pengurus SES-C dan mahasiswa FEM terhadap berita terbaru seputar ekonomi.
Nama Kegiatan
“Kajian Ekonomi Syariah (KAISAR)”
Tema Kegiatan
“Redenominasi Rupiah Menurut Perspektif Ekonomi Islam”
Deskripsi Kegiatan
Kajian
dikemas dalam bentuk talkshow
menghadirkan dua pembicara yang komunikatif dan ahli pada bidangnya. Kajian ini
mengupas isu-isu terhangat seputar ekonomi syariah. Tema kajian diambil dengan
proses pemilihan melalui kuisioner yang disebar kepada mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Manajemen dengan tujuan agar materi yang dipilih adalah materi yang
diminati oleh mahasiswa.
Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa, 23 Maret 2013
Waktu : 19.00-21.00 WIB
Tempat : RK. Pinus 2
Realisasi
Kegiatan
Acara
dimulai pukul 19.30 wib dan dipandu oleh Dian dan Andika sebagai MC. Setelah
tilawah dan sambutan oleh ketua umum SES-C yaitu Prawito Hudoro, talkshow pun dimulai. Galishia Putry
menjadi moderator talkshow. Pembicara
pertama yang menyampaikan materi adalah Bapak H. Hendri Tanjung, Ph.D beliau
menjelaskan bahwa redenominasi adalah memotong jumlah nol dalam nominal mata
uang, misalnya Rp 1.000,- menjadi Rp 1. Menurut beliau redenominasi tidak akan
terjadi dalam ekonomi islam karena redenominasi terjadi karena tingginya
inflasi, sedangkan inflasi terjadi karena
suku bunga (interest rate) atau riba,
dan dalam islam riba harus dihilangkan. Jika riba dihilangkan maka tidak ada
inflasi, dan tidak ada redenominasi.
Inflasi sendiri pernah terjadi di
Indonesia paling tinggi sebesar 1000 persen dan di Zimbabwe sebesar 2.500.000
persen. Redenominasi pernah dilakukan dan sukses dilaksanakan oleh negara
Turki, Polandia, dan Rumania. Redenominasi juga pernah mengalami kegagalan di
negara Brazil, Nigeria, Ghana, dan Zimbabwe. Di Indonesia sendiri rencana
redenominasi akan dilakukan dengan tahap :
·
2011-2012 , masa sosialisasi
•
2013-2015, masa transisi
•
2016-2018, penarikan uang lama
•
2019-2020, semua uang baru
Setelah Pak Hendri menyampaikan
materi, berikutnya dilanjutkan oleh penyampaian materi oleh Pak Solahuddin.
Beliau menyampaikan bahwa redenominasi di Indonesia dapat terlaksana dengan
baik apabila disosialisasikan dengan baik pula. Dinar dan dirham adalah solusi
bagi inflasi yang terjadi terus menerus karena nilai dinar dan dirham cenderung
lebih stabil dibandingkan dengan nilai uang kertas. Sesi berikutnya adalah sesi
tanya jawab, peserta begitu antusias bertanya. Para undangan dari BEM fakultas
lain pun ikut bertanya. Sesi tanya jawab berlangsung kurang lebih 45 menit.
Acara dilanjutkan dengan foto bersama dan penyerahan sertifikat. Pada akhir
acara, peserta dengan pertanyaan yang terbaik mendapatkan surprise berupa buku hasil karya Pak Hendri sendiri. Acara
berlangsung dengan lancar dan penuh dengan canda tawa. Acara lalu diakhiri
dengan doa yang dibawakan oleh Syafi’i dan pembagian sertifikat oleh panitia
kepada peserta. Semoga acara ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi
seluruh peserta yang hadir.
0 komentar:
Posting Komentar